1. Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan merupakan monumen yang
menjadi ikon Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk
lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan
(Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi,
ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945.
Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya,
tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. Tugu Pahlawan dibangun untuk
memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana
arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang
hendak menjajah kembali Indonesia.
2. Gedung Negara Grahadi
Gedung Negara Grahadi gedung bergaya
Roma dibangun tahun 1795 oleh arsitek Belanda Ir. W. Lemci pada masa
berkuasanya Residan Dirk Van Hogendorps. Pada mulanya gedung ini
menghadap ke Kalimas di sebelah utara, sehingga pada sore hari
penghuninya sambil minum-minum teh dapat melihat perahu-perahu yang
menelusuri kali tersebut. Perahu-perahu itu juga dimanfaatkan sebagai
sarana transportasi, mereka datang dan pergi dengan naik perahu. Tahun
1802 gedung ini diubah letaknya menghadap ke selatan seperti terlihat
sekarang. Kini difungsikan sebagai rumah dinas Gubernur Jawa Timur.
3. Monumen Bambu Runcing
Bambu Runcing adalah senjata tradisional
yang digunakan oleh tentara Indonesia dalam pertempuran melawan
kolonialisme Belanda. Monumen yang terletak di Jl. Panglima Sudirman ini
memiliki 5 pilar yang dikelilingi oleh taman kecil.
4. Hotel Majapahit Oriental
Siapa yang tidak tahu Hotel Majapahit ?
Hotel yang terletak di Jl. Tunjungan dulunya bernama LMS, lalu Hotel
Oranje dan kemudian Hotel Yamato dan juga Hotel Hoteru merupakan tempat
insiden perobekan Bendera Belanda yang terjadi pada 19 September 1945.
Peristiwa bermula ketika sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr.
Pluegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak sebelah kanan
hotel. Para pejuang Indonesia melakukan perobekan warna biru pada
bendera Belanda, yang berwarna merah, putih dan biru, dengan demikian
bendera itu menjadi merah putih yaitu bendera Indonesia. Insiden bendera
itu juga mengakibatkan terbunuhnya Mr. Pluegman. Dan sampai sekarang di
atas hotel tetap berdiri tiang bendera Merah Putih.
5. Kantor Gubernur Jawa Timur
Gedung yang terletak di Jl. Pahlawan 110
memiliki jam dan lonceng pada bagian atas yang konon katanya dapat
dinaiki pengunjung. Dahulu Gedung ini merupakan pusat kegiatan
Pemerintah sejak zaman Hindia Belanda, Jepang dan masa Proklamasi.
Gedung ini pada bulan Oktober 1945 pernah dijadikan tempat perundingan
Presiden Soekarno dengan Jenderal Hawhorn untuk mendamaikan pertempuran
yang terjadi antara pasukan sekutu dengan pemuda-pemuda Surabaya. Dan
dari gedung inilah pada tanggal 9 November 1945 jam 23.00 wib Gubernur
Suryo memutuskan menolak Ultimatum Jend. Mansergh yang berisikan agar
pejuang-pejuang Surabaya menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu,
sehingga terjadilah peristiwa pertempuran pada tanggal 10 November 1945.
6. Bank Mandiri
Bank Mandiri yang terletak di Jl.
Pahlawan dulunya adalah Gedung Lindeteves Stokvis milik perusahaan
dagang Belanda. Gedung ini dibangun pada tahun 1911. Perancangnya adalah
biro arsitek Hulswit, Fermont dan Ed. Cuypers dari Batavia (Jakarta).
Setelah Belanda takluk, pada masa Kolonial Jepang, gedung ini beralih
fungsi menjadi Kitahama Butai, yaitu bengkel dan gudang untuk menyimpan
peralatan perang dan kendaraan tempur tentara Jepang tahun 1942-1945.
Pada pertempuran hebat tgl 1 Oktober 1945 antara pejuang ‘Arek-arek
Suroboyo‘ dengan pasukan tentara Jepang, pejuang Indonesia berhasil
merebut gedung ini dengan mendapatkan rampasan perang berupa meriam
ringan, panser dan tank.
7. The Crown Restaurant
Terletak di Jl. Pahlawan 118, menurut supir taksi yang saya naiki dulunya gedung ini adalah bekas Gedung Bioskop Surabaya.
8. Komplek Rumah Presiden Soekarno sewaktu kecil
Info dari supir taksi, masuk ke dalam jalan itu adalah komplek rumah presiden Soekarno sewaktu kecil.
Sebenarnya sepanjang perjalananku di
taksi aku melihat banyak sekali gedung-gedung tua bersejarah lainnya
seperti Gedung Balai Pemuda, Monumen Suryo, Gedung Internatio, dan lain
sebagainya. Dan supir taksi dengan baik menjelaskan tentang Surabaya dan
sejarah bangunan. Maka tak heran jika aku dapat mengingat kembali
sejarah Indonesia dari bangunan-bangunan tua di Surabaya.
. The Crown Restaurant itu kalo gak salah bangunan baru gan,, cuma gaya bangunannya adalah gaya kolonial.
BalasHapus